Bakteri secara genetis diklasifikasikan menjadi 5
grup besar, yaitu Proteobacteria, Cyanobacteria, Spirocheta, Chlamydia, dan
Firmicuta. Proteobacteria merupakan grup bakteri terbesar dan merupakan asal
usul mitokondria pada eukariota dengan proses endosimbiosis. Cyanobacteria
merupakan grup bakteri yang memiliki klorofil dan dapat berfotosintesis.
Spirocheta adalah kumpulan bakteri yang berbentuk spiral. Chlamydia adalah
bakteri dengan ukuran yang relatif kecil dibanding grup lain dan umum hidup sebagai
parasit. Firmicuta adalah bakteri yang umum memproduksi endspora (Purves dan
Sadava, 2003).
Isolasi bakteri adalah proses mengambil bakteri
dari medium atau lingkungan asalnya dan menumbuhkannya di medium buatan
sehingga diperoleh biakan yang murni. Bakteri dipindahkan dari satu tempat ke
tempat lainnya harus menggunakan prosedur aseptik. Aseptik berarti bebas dari
sepsis, yaitu kondisi terkontaminasi karena mikroorganisme lain. Teknik aseptik
ini sangat penting bila bekerja dengan bakteri. Beberapa alat yang
digunakan untuk menjalankan prosedur ini adalah bunsen dan laminar air
flow Bila tidak dijalankan dengan tepat, ada kemungkinan kontaminasi
oleh miroorganisme lain sehingga akan mengganggu hasil yang diharapkan. Teknik
aseptik juga melindungi laboran dari kontaminasi bakteri (Singleton dan
Sainsbury, 2006).
Bakteri memiliki beragam variasi bentuk, seperti
coccus, basil, dan spiral. Bakteri dapat hidup soliter maupun berkoloni dan
berkembang biak dengan cara membelah diri. Bakteri memiliki habitat yang
bervariasi, dari air, tanah, udara, hingga dalam tubuh hewan, misalnya dalam
usus manusia. Bakteri ada yang dapat hidup secara anaerob murni dan akan mati
dengan adanya oksigen, ada yang bersifat aerob dan memerlukan oksigen untuk
metabolismenya, dan ada yang bersifar aerob fakultatif yaitu dapat hidup pada
kondisi anaerob, tapi bila ada oksigen, metabolismenya bersifat aerob
(Betsy dan Keogh. 2005).
Bakteri di alam umumnya tumbuh dalam populasi
yang terdiri dari berbagai spesies. Oleh karena itu, untuk mendapatkan biakan
murni, sumber bakteri harus diperlakukan dengan pengenceran agar didapat hanya
100-200 bakteri yang ditransfer ke medium, sehingga dapat tumbuh menjadi koloni
yang berasal dari bakteri tunggal.
Ada beberapa metode untuk menginokulasi bakteri
sesuai dengan jenis medium tujuannya. Pada medium agar tegak, dilakukan metode
tusuk menggunakan jarum ose. Pada medium agar miring, dilakukan metode gores
dengan menggunakan loop ose. Pada medium petridisk, dapat digunakan
metode streak plate (metode gores), pour plate (metode tuang)
atau spread plate (metode sebar) Setelah inokulasi, dilakukan proses
inkubasi, yaitu menyimpan medium pada alat atau kontainer ada temperatur
tertentu dan periode tertentu, sehingga tercipta lingkungan yang menyediakan
kondisi cocok untuk pertumbuhan bakteri. (Harley dan Presscot, 2002).
Metode gores atau streak plate
menggunakan loop ose dan menggoreskannya ke permukaan medium agar
dengan pola tertentu dengan harapan pada ujung goresan, hanya sel-sel bakteri
tunggal yang terlepas dari ose dan menempel ke medium. Sel-sel bakteri tunggal
ini akan membentuk koloni tunggal yang kemudian dapat dipindahkan ke medium
selanjutnya agar didapatkan biakan murni.
Metode tuang atau pour plate dilakukan
dengan 2 cara, yaitu dengan mencampur suspensi bakteri dengan medium agar pada
suhu 50ÂșC kemudian menuangkannya pada petridisk atau dengan menyemprotkan
suspensi pada dasar petridisk, kemudian menuang medium agar keatasnya dan
diaduk. Setelah agar mengeras, bakteri akan berada pada tempatnya masing-masing
dan diharapkan bakteri tidak mengelompok sehingga terbentuk koloni tunggal.
Metode sebar atau spread plate dilakukan
dengan menyemprotkan suspensi ke atas medium agar kemudian menyebarkannya
secara merata dengan trigalski. Dengan ini diharapkan bakteri terpisah secara
individual, kemudian dapat tumbuh menjadi koloni tunggal.
Metode pemaparan pada udara terbuka adalah metode
untuk mengisolasi bakteri udara. Metode ini sangat simpel, yaitu dengan
memaparkan medium pada udara terbuka, dengan harapan ada bakteri yang menempel
dan kemudian akan tumbuh menjadi koloni.
Betsy dan Keogh. 2005. Microbiology Demystifed.
McGraw-Hill Publisher. USA.
Harley dan Presscot. 2002. Laboratory
Exercise in Microbiology. McGraw-Hill Publisher. USA.
Postlethwait dan Hopson. 2006. Modern Biology.
Holt, Rinehart and Winston. Texas.
Purves dan Sadava. 2003. Life The Science of
Biology 7th Edition. Sinauer Associates Inc. New York.
Singleton dan Sainsbury. 2006. Dictionary of
Microbiology and Molecular Biology 3rd Edition. John Wiley and
Sons. Sussex, England.
Dalam mempelajari mikrobia tidak
bisa dilakukan secara kasat mata. Sedangkan dalam suatu lokasi yang menurut
manusia sudah cukup kecil, disana masih terdapat bakteri dalam jumlah besar dan
juga bermacam-macam jenisnya. Selain itu, di alam mikrobia pada umumnya
tidak hidup tersendiri sebagai individu tunggal dan terlepas dari spesies yang
lain. Mikrobia lebih sering ditemukan dalam bentuk koloni dan bersama-sama
dengan mikrobia yang lain(Seiler, 2000). Oleh karena itu, dalam mempelajarinya,
bakteri harus diambil dari alam lalu diisolasikan dalam suatu biakan murni.
Biakan murni adalah biakan yang hanya berisi 1 jenis bakteri(Pelczar et
al.,1988).
Ada berbagai cara untuk mengisolasi
bakteri dalam biakan murni yaitu, cara pengenceran, cara penuangan, cara
penggesekan atau penggoresan, cara penyebaran, cara pengucilan 1 sel, dan cara
inokulasi pada hewan. Masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan(Waluyo,
2007).
Untuk metode streak plate misalnya,
mikrobia diletakkan dalam pada ujung plate menggunakan ose,lalu digoreskan pada
permukaan medium agar tersebut dengan pola tertentu yang khas. Ada pula metode
pour plate atau penuangan. Metode ini dapat digunakan untuk penghitungan
bakteri secara langsung. Karena sebelum dituang bakteri tersebut diencerkan
terlebih dahulu. Sehingga syarat penghitungan langsung yaitu dalam 1 media
terdapat 30-300 koloni dapat terpenuhi(Prescott et.al.2008).
Metode pengenceran yaitu dengan
mengencerkan misalnya 1 ose bakteri dengan air. Lalu hasil pengenceran tersebut
diencerkan lagi dengan beberapa ketentuan. Hal ini bertujuan untuk mengurangi
konsentrasi bakteri(Barazandeh,2008).
PEMBAHASAN
Ketiga metode ini memiliki
kekurangan dan kelebihan masing-masing. Misal untuk streak plate, metode ini
dalam pelaksanaannya cukup sulit untuk dilakukan. Karena kita harus hati-hati
dalam menggoreskan ose ke medium. Jika pada saat penggoresan, medium terluka
akan mengacaukan data, kerena hasil isolasi sudah tidak akurat lagi, diragukan
kevalidannya. Hasilnya diragukan karena, luka pada medium yang permukaan lebih
rendah dari permukaan seharusnya dapat ditumbuhi mikrobia. Dan mikrobia
tersebut dengan keberadaanya yang di bawah permukaan seharusnya, akan
manimbulkan asumsi bahwa mikrobia tersebut juga bersifat mikroaerofilik.
Padahal seharusnya sifat mikrobia tersebut adalah aerob.
Tetapi selain kekurangan tersebut,
metode ini memiliki kelebihan yaitu koloni yang dihasilkan adalah single koloni
atau 1 koloni hanya dari 1 spesies saja. Selain itu kontaminan mudah dibedakan.
Karena pada metode ini ose digoreskan dengan pola tertentu, maka koloni yang
tumbuh diluar pola tersebut dapat dinyatakan sebagai kontaminan.
Metode pour plate, metode ini
dilakukan dengan mengencerkan koloni bakteri lalu dituangkan kedalam cawan
petri baru dtuangkan pula medium agar yang masih cair. Teknik ini akan
menyebabkan mudah timbulnya spreader yaitu koloni yang berbeda saling menumpuk.
Hal ini bisa dihindari dengan membuat koloni tersebut lebih encer lagi,
sehingga pada saat dituang koloni yang ada hanya sedikit dan kemungkinan ada
spreadpun dapat dikurangi. Kekurangan yang lain dari metode ini adalah
kontaminan sulit dibedakan karena semuanya dituang secara homogeny. Hal ini
dapat dihindari dengan selalu bekerja dengan teknik aseptis. Kelebihan dari
metode pour plate adalah tekniknya mudah dilakukan. Dan, karena sampel dikocok
homogen maka bakteri aerob maupun anaerob dimungkinkan dapat hidup.
Metode surface plate, tentu saja
metode ini dapat dilakukan untuk memisahkan mikrobia aerob dengan mikrobia yang
lain. Karena jika dituangkan pada permukaan medium, bakteri yang paling
diuntungkan adalah bakteri aerob. Tetapi metode ini memiliki kekurangan yaitu
kontaminan sulit dibedakan, karena sampel diratakan pada seluruh permukaan.
VI.
KESIMPULAN
Ada beberapa metode untuk
mengisolasi bakteri diantaranya metode streak plate, surface plate dan pour
plate. Metode streak plate tekniknya sulit dilakukan namun kontaminan mudah
dibedakan. Metode surface plate dapat digunakan untuk memisahkan mikrobia aerob
dengan yang lain, tetapi kontaminan sudah dibedakan. Metode pour plate, mudah
dilakukan dan dapat ditumbuhi mikrobia aerob maupun anaerob tetapi kontaminan
sulit dibedakan.
VII.
DAFTAR
PUSTAKA
Barazandeh, N. 2008. Microbiology Titles.
Jerman. Springer-Verlag Berlin Heidelberg Media , pp 9-11
Pelczar, M.J.Jr, and E. Chan.1988. Dasar-dasar
Mikrobiologi. Penerbit UI Press. Jakarta. p:23-24.
Prescott, L. M, J. P. Harley, dan D.
A. Klein. 2008. Microbiology. 7th Ed. McGraw-Hill Book
Company Inc. USA, p: 113-116
Seiler, J. P. 2000. Good Laboratory Practice.
Swiss. Springer-Verlag Berlin Heidelberg Media , p 61.
Waluyo, L. 2007. Mikrobiologi Umum. UMM Press.
Malang, p: 61-67.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar