Kamis, 17 Mei 2012

Polemik Enterobacter Sakazakii


            Adanya penelitian yang menyebutkan bahwa tercemarnya susu formula oleh Enterobacter Sakazakii membuat semua orang tua di Indonesia dilanda kekhawatiran luar biasa. Pasalnya bakteri ini dapat menyebabkan radang selaput otak dan radang usus pada bayi.
Ini diawali dari penelitian yang dilakukan di IPB oleh dosen Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Dr. Sri Estuningsih.  Penelitiannya dimulai pada tahun 2003 dengan menggunakan 22 sample produk susu formula yang beredar di masyarakat. Hasilnya menunjukkan bahwa, 5 sample diantaranya terdapat bakteri E. sakazakii. Sample kemudian diujicobakan pada mencit (bayi tikus), dengan pemberian dosis tertentu, hasilnya menunjukkan terjadi pengaruh pada jaringan otak mencit. Hebohnya E. sakazakii dimulai ketika hasil penelitian ini  dipaparkan pada Seminar Hasil Penelitian IPB tahun 2007 dan diunggah untuk dipublikasikan secara luas melalui website IPB pada tahun 2008. Keadaan ini memuncak ketika David M.L Tobing, advokat sekaligus bapak dua anak balita mengajukan gugatan kepada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat agar IPB mengumumkan merek susu formula yang tercemar Enterobacter Sakazakii.
Tidaklah salah pernyataan yang yang dikemukakan oleh Dirjen Pendidikan Tinggi Kemendiknas Djoko Santoso bahwa penelitian yang dilakukan pihak IPB adalah otonomi kampus yang harus dihormati. Jika kita amati IPB sebagai instansi pendidikan tidak akan melakukan penelitian hanya untuk menjatuhkan instansi lainnya. Hal ini diperkuat dengan pernyataan yang dikemukakan oleh Rektor Institut Pertanian Bogor Herry Suhardiyanyo bahwa penelitian yang dilakukan peneliti dari IPB Dr Sri Estuningsih merupakan penelitian isolasi yang bertujuan mempelajari tentang virulensi dan risiko yang ditimbulkan oleh bakteri E. sakazakii.
Persoalannya, masyarakat yang terlalu cepat mengambil kesimpulan dari penelitian yang diumumkan tanpa mencari informasi mendalam tentang apa itu Enterobacter Sakazakii.. Enterobacter sakazakii merupakan bakteri gram negatif anaerob fakultatif, berbentuk koliform (kokoid), dan tidak membentuk spora. Sampai tahun 1980 E. sakazakii dikenal dengan nama Enterobacter cloacae berpigmen kuning. Bakteri E. sakazakii berkembang optimal pada kisaran suhu 30-40 derajat Celcius dan dapat mati pada suhu diatas 70 derajat Celcius. Kontaminasi E. Sakazakii pada susu formula diperkirakan terjadi pada saat proses produksi.Enterobacter sakazakii dapat ditemukan di beberapa lingkungan industri makanan (pabrik susu, coklat, kentang, sereal, dan pasta), lingkungan berair, sedimen tanah yang lembap. Dalam beberapa bahan makanan yang potensi terkontaminasi E. sakazakii antara lain keju, sosis, daging cincang awetan, sayuran, dan susu bubuk. Laporan mengenai infeksi E. sakazakii menunjukkan bahwa bakteri ini dapat menyebabkan radang selaput otak dan radang usus pada bayi. Kelompok bayi yang memiliki risiko tertinggi terinfeksi E. sakazakii yaitu neonatus (baru lahir hingga umur 28 hari), bayi dengan gangguan sistem tubuh, bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR), bayi prematur, dan bayi yang lahir dari ibu yang mengidap Human Immunodeficiency Virus (HIV). Hal ini sangat penting diperhatikan oleh para ibu rumah tangga yang perduli terhadap kesehatan anggota keluarganya.
Tidak mempublikasikan merek susu yang tercemar E. sakazakii adalah tindakan yang tepat , karena jika merek dipublikasikan dapat menyebabkan polemik baru yang akan bermunculan contonya para peneliti menjadi takut melakukan percobaan baru karena kode etik yang mereka miliki sebagai peneliti hancur karena masyarakat terlalu cepat menyimpulkan terhadap penelitian tanpa mencari fakta yang ada sehingga terjadi salah paham yang bisa menyebabkan gugatan hukum , lalu bagaimana nasib pekerja dan perusahaan yang terkait jika produk susu yang mereka produksi tercemar E . sakazakii. Sedangkan E. sakazakii dapat mati pada suhu 70 derajat Celcius. WHO (World Health Organization), USFDA dan beberapa negara maju lainnya telah menetapkan bahwa susu bubuk formula bayi bukanlah produk komersial yang steril.
Memasak sesuatu dengan suhu, takaran, dan kebersihan  yang tepat merupakan salah satu pengendali perkembangbiakan bakteri berbahaya yang dapat menimbulkan berbagai penyakit.

created by: endah lestari