Adanya penelitian yang menyebutkan bahwa tercemarnya susu formula oleh Enterobacter Sakazakii membuat semua orang tua di Indonesia dilanda kekhawatiran luar biasa. Pasalnya bakteri ini dapat menyebabkan radang selaput otak dan radang usus pada bayi.
Ini
diawali dari penelitian yang dilakukan di IPB oleh dosen Fakultas Kedokteran
Hewan (FKH) Dr. Sri Estuningsih. Penelitiannya dimulai pada tahun 2003
dengan menggunakan 22 sample produk susu formula yang beredar di masyarakat.
Hasilnya menunjukkan bahwa, 5 sample diantaranya terdapat bakteri E. sakazakii.
Sample kemudian diujicobakan pada mencit (bayi tikus), dengan pemberian dosis
tertentu, hasilnya menunjukkan terjadi pengaruh pada jaringan otak mencit. Hebohnya E.
sakazakii dimulai ketika hasil penelitian ini dipaparkan pada
Seminar Hasil Penelitian IPB tahun 2007 dan diunggah untuk dipublikasikan
secara luas melalui website IPB pada tahun 2008. Keadaan ini memuncak ketika David M.L Tobing,
advokat sekaligus bapak dua anak balita
mengajukan gugatan kepada Pengadilan Negeri
Jakarta Pusat agar IPB mengumumkan merek
susu formula yang tercemar Enterobacter
Sakazakii.
Tidaklah salah pernyataan yang yang dikemukakan oleh Dirjen
Pendidikan Tinggi Kemendiknas Djoko Santoso
bahwa penelitian yang dilakukan pihak IPB adalah otonomi kampus yang harus
dihormati. Jika kita amati IPB sebagai instansi pendidikan tidak akan melakukan
penelitian hanya untuk menjatuhkan instansi lainnya. Hal ini diperkuat dengan
pernyataan yang dikemukakan oleh Rektor Institut
Pertanian Bogor Herry Suhardiyanyo
bahwa penelitian yang dilakukan peneliti dari
IPB Dr Sri Estuningsih merupakan
penelitian isolasi yang bertujuan mempelajari tentang virulensi dan risiko yang
ditimbulkan oleh bakteri E. sakazakii.
Persoalannya, masyarakat yang terlalu cepat mengambil
kesimpulan dari penelitian yang diumumkan tanpa mencari informasi mendalam
tentang apa itu Enterobacter Sakazakii..
Enterobacter sakazakii merupakan bakteri gram
negatif anaerob fakultatif, berbentuk koliform (kokoid), dan tidak membentuk spora. Sampai tahun
1980 E.
sakazakii dikenal dengan nama Enterobacter cloacae berpigmen kuning. Bakteri
E. sakazakii berkembang optimal pada
kisaran suhu 30-40 derajat Celcius
dan dapat mati pada suhu diatas 70 derajat Celcius.
Kontaminasi E. Sakazakii pada susu formula diperkirakan terjadi pada saat
proses produksi.Enterobacter sakazakii dapat
ditemukan di beberapa lingkungan industri makanan (pabrik susu, coklat, kentang, sereal, dan
pasta), lingkungan berair, sedimen tanah yang
lembap. Dalam beberapa bahan makanan yang potensi terkontaminasi E.
sakazakii antara lain keju, sosis, daging cincang
awetan, sayuran, dan susu
bubuk. Laporan
mengenai infeksi E. sakazakii menunjukkan bahwa bakteri ini dapat
menyebabkan radang selaput otak dan radang usus pada bayi. Kelompok bayi yang
memiliki risiko tertinggi terinfeksi E. sakazakii yaitu neonatus (baru
lahir hingga umur 28 hari), bayi
dengan gangguan sistem tubuh, bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR), bayi
prematur, dan bayi yang lahir dari ibu yang mengidap Human Immunodeficiency
Virus (HIV). Hal ini sangat penting
diperhatikan oleh para ibu rumah tangga yang perduli terhadap kesehatan anggota
keluarganya.
Tidak mempublikasikan merek susu yang tercemar E. sakazakii adalah tindakan yang
tepat , karena jika merek dipublikasikan dapat menyebabkan
polemik baru yang akan bermunculan contonya para peneliti menjadi takut
melakukan percobaan baru karena kode etik yang mereka miliki sebagai peneliti
hancur karena masyarakat terlalu cepat menyimpulkan terhadap penelitian tanpa
mencari fakta yang ada sehingga terjadi salah paham yang bisa menyebabkan
gugatan hukum , lalu bagaimana nasib pekerja dan perusahaan yang terkait jika
produk susu yang mereka produksi tercemar E . sakazakii. Sedangkan E. sakazakii dapat mati pada suhu 70 derajat Celcius. WHO
(World Health Organization), USFDA dan beberapa negara maju lainnya
telah menetapkan bahwa susu bubuk formula bayi bukanlah produk komersial yang
steril.
Memasak sesuatu dengan suhu, takaran, dan
kebersihan yang tepat merupakan salah
satu pengendali perkembangbiakan bakteri berbahaya yang dapat menimbulkan
berbagai penyakit.created by: endah lestari